Aspal merupakan material perekat bercorak gelap ataupun coklat tua dengan faktor utama bitumen yang diperoleh dari residu hasil pengilangan minyak bumi berperan selaku pengikat agregat dalam pembuatan jalur. Aspal diseleksi buat konstruksi jalur sebab memiliki watak pekat( consistency), tahan terhadap pelapukan yang diakibatkan oleh cuaca, derajat pengerasan serta ketahanan terhadap air.
Aspal memiliki watak visco- elastis serta bergantung dari waktu pembebanan. Aspal hendak mencair bila dipanaskan hingga temperature tertentu serta kembali mengeras bila temperature turun. Isi aspal terdiri dari 80% karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, serta sisanya Oksigen, Nitrogen dan beberapa renik besi, nikel serta vanadium. Aspal dibuat dari minyak mentah lewat proses penyulingan ataupun dapay ditemui dalam isi alam selaku bagian dari komponen alam yang ditemui bersama- sama material lain.
Aspal banyak digunakan dalam konstruksi perkerasan jalur sebab mempunyai watak selaku pengikat serta pengisi rongga hawa antara agregat. Ada pula sifat- sifat aspal merupakan selaku berikut( Sukirman, 1993):
Energi tahan aspal merupakan keahlian aspal mempertahankan watak asalnya akibat pengaruh cuaca sepanjang masa pelayanan jalur. Watak ini ialah watak dari kombinasi aspal, jadi bergantung dari watak agregat, kombinasi dengan aspal, aspek penerapan serta sebagainya.
Kohesi adalah keahlian aspal untuk mengikat unsur- unsur penyusun dari dalam sehingga menyebabkan terjadinya aspal dengan daktilitas yang besar. Sebaliknya adhesi melaporkan keahlian aspal buat berikatan dengan agregat serta senantiasa mempertahankan agregat pada tempatnya sehabis berikatan.
Kepekaan aspal terhadap temperatur merupakan sensitivitas pergantian watak viskoelastis aspal akibat pergantian temperatur, watak ini dinyatakan selaku indeks penetrasi aspal( IP)
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan serta dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal ataupun aspal panas disiramkan ke permukaan agregat yang sudah disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses penerapan, terjalin oksidasi yang menimbulkan aspal jadi getas( viskositas meningkat besar)
Viskoelastisitas aspal merupakan sesuatu material yang bertabiat viskoelastisitas yang sifatnya hendak berganti bergantung pada temperature ataupun waktu pembebanan. Watak viskoelastisitas aspal merupakan buat memastikan pada temperatur berapa pencampuran aspal dengan agregat wajib dicoba supaya memperoleh kombinasi yang homogen dimana seluruh permukaan agregat bisa terselimuti oleh aspal secara menyeluruh serta aspal sanggup masuk kedalam pori- pori agregat buat membentuk jalinan kohesi yang kokoh serta buat mengenali pada temperatur berapa pemadatan bisa dicoba serta kapan wajib dihentikan.
Kenyataan menarik dari pembuatan jalur yang memakai aspal merupakan nyatanya berbeda wilayah hendak memakai tipe aspal yang berbeda loh, Teman. Contohnya saja di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara lebih memakai aspal alam. Tipe ini pula digunakanpada jalur jalur di Perancis, Swiss, serta Amerika Serikat.
Tipe aspal yang lain merupakan residu serta polimer. Aspal buatan ialah residu penyulingan minyak bumi sehingga mempunyai watak semacam minyak bumi yang digunakan. Jadi, sifatnya tentu hendak menjajaki minyak bumi yang disuling.
Aspal polimer jadi salah satu tipe dengan material yang didatangkan dari modifikasi polimer alam serta sintesis. Modifikasi ini sudah dibesarkan puluhan tahun terakhir sehingga terbukti dengan baik.
Parameter Pengujian Kualitas
Umumnya, saat sebelum didetetapkan apakah material pembentuk jalur tersebut bagus wajib lewat tahapan panjang pengujian, Teman. Lebih tepatnya sih 8 sesi pengujian biar ketahui apakah material tersebut sesuai di sesuatu wilayah serta dapat bertahan sampai begitu lama.
Aspal hendak diuji menimpa watak kekerasannya ataupun yang biasa diucap sesi penetrasi. Watak berarti ini wajib dikenal sehingga dapat ketahui kualitasnya baik ataupun tidak buat jadi pelapis sangat luar suatu jalur.
Berat jenisnya pula wajib dikenal buat mengenali isi minyak bumi yang tercantum. Terus menjadi besar berat tipe, terus menjadi banyak isi minyak bumi. Seberapa besar aspal dapat menempel pada sesuatu material lain pula wajib diuji biar ketahui seberapa tahan lama nanti jalur hendak kokoh.
Satu perihal yang wajib dikenal dengan jelas dari material ini dalam pengujian merupakan menimpa titik nyala serta titik bakar. Jalanan kerap hadapi gesekan serta hendak meningkat besar kala masa kemarau sehingga titik nyala wajib betul- betul dikenal biar tidak memunculkan bahaya buat pengguna jalur.
Titik lembek, kelarutan, serta daktilitas merupakan 3 perihal terakhir yang wajib dicoba pengujian terhadap aspal yang hendak digunakan. Bila kedelapan tahan tersebut mempunyai hasil yang memuaskan, aspal lolos serta dapat digunakan buat pembuatan jalan dari jasa pengaspalan jalan.